RADAR JOGJA- Arkeolog UGM Daud Aris Tanudirjo menyatakan, sebagian candi yang ditemukan di kompleks kampus UII kemungkinan peningalan kerajaan Mataram lama. Daerah tempat ditemukan candi termasuk dalam kawasan sabuk.
Kawasan sabuk kerajaan Mataram berada di lereng gunung Merapi berbagai arah. Mulai dari arah Selatan, Barat, Barat Daya, dan Timur Merapi. “Seperti yang sudah ditemukan di daerah Palgading. Candi di UII ini juga ditemukan dalam ketinggian daerah yang relatif sama,” katanya kemarin (14/12). Situs Palgading adalah reruntuhan candi Budha yang ditemukan di dusun Palgading, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman.Namun, untuk memastikan apakah candi di UII memang termasuk dalam kompleks candi Mataram, perlu dilakukan proses eksavasi menyeluruh. “Umumnya, proses eksakavasi dilakukan oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3), Balai Arkeologi, dan melibatkan beberapa arkeolog independent dari universitas,” ungkapnya.
Dalam beberapa proses eksavasi peninggalan arkeologi di Jogja dan sekitarnya, Daud sering dilibatkan. “Tapi untuk candi ini, saya belum dihubungi. Jadi saya belum tahu banyak informasi dan belum sempat menengok lokasi,” papar doctor lulusan Australian National University ini.
Lama proses ekskavasi tiap penemuan tidak sama, tergantung besarnya ukuran temuan. “Sampai saat ini, proses ekskavasi belum dilakukan. Karena itu, kita tidak tahu seberapa besar temuan. Dan kalau kita belum tahu seberapa besar dan pentingnya penemuan, langkah selanjutnya belum bisa kita tentukan,” terangnya.
Langkah lanjutan yang dimaksud Daud adalah status lahan ditemukannya situs. Bila situs yang ditemukan memang dinilai penting nilainya, pembebasan lahan sewajarnya dilakukan. Namun, bila situs dinilai tidak begitu penting, tersedia beberapa opsi.
“Kalau memang penting, sewarnya dilakukan pembebasan lahan. Tapi kalau tidak, ada beberapa pilihan. Mulai dari memindahkan situs, tidak memindahkan tapi membatasi wilayah tempat situs berada, dan beberapa cara lain. Tapi sekarang masih terlalu awal untuk menentukan langkah lanjutan. Yang penting dilakukan ekskavasi dulu, kemudian ditakar dan dinilai sejarahnya,” ungkap arkeolog yang aktif dalam pengembalian situs Trowulan ini.
Kemarin, tim peneliti Balai Arkeologi (Balar) Jogja datang ke lokasi penemuan candi di kompleks kampus terpadu UII. Tim Balar yang terdiri dari ketua tim Baskoro dan anggota tim Rita Istari, Lisa Ekawati, dan Heri Priswanto meninjau lokasi dan melakukan sedikit perluasan penggalian.
Para peneliti arkeologi klasik itu menyimpulkan, struktur bangunan sangat mungkin merupakan sebagian saja dari kompleks candi. “Ada kemungkinan candi yang ditemukan adalah bagian pendamping, bukan bagian utama karena ditemukan siku di salah satu sudutnya. Kami masih butuh waktu untuk meneliti lebih lanjut lagi,” ungkap Rita Istari, salah seorang peneliti.
Rencananya, proses ekskavasi akan dimulai hari ini. Indung Panca Putra dari BP3 Jogja menyatakan, proses ekskavasi sudah mendapat persetujuan dari Badan Wakaf UII. BP3 dan UII sepakat untuk menggali sedalam dua meter untuk melakukan proses pemugaran. “Arah yang dituju terutama bagian selatan dan timur lokasi penemuan. Dari penggalian, akan didapat data arkeologi untuk mengetahui potensi candi,” tuturnya. (Sumber: Jawa Pos - Radar Jogja)